BURUNG
GAGAK PEMBAWA PESAN
Dikisahkan terdapat
keluarga burung yang bahagia di hutan, setiap pagi menjelang keluarga ini
selalu berkicau dengan merdu, berusaha mengabarkan pada sang Matahari dan
seluruh isi hutan bahwa mereka terbangun dengan sangat bahagia. Inilah keluarga
Gagak yang pertama ada di Bumi, bulu yang tumbuh pada tubuh mereka
berwarna-warni dan sangat indah. Penghuni hutan yang lain selalu takjub setiap
memandang keindahan yang ada pada keluarga gagak, bisa dikatakan keluarga
gagaklah yang paling menawan di hutan.
Terdapat 3 ekor burung
dalam keluarga ini, mereka sangat ramah terhadap penghuni hutan yang lain.
Karena di hutan tidak ada jenis burung yang lain, jadi para penghuni hutan yang
lain sangat bergantung pada keluarga gagak untuk mencari makanan, burung gagak
dapat melihat sumber makanan dari ketinggian. Sambil berkicau para gagak
menuntun penghuni hutan kearah makanan, semua penhuni hutan terhibur mendengar
kicauan mereka. Suatu hari, saat pencarian makanan mereka diterpa oleh hujan
badai yang sangat dasyat, keluarga burung gagak hanya bisa bertengger
kedinginan di dahan pohon, “hai para
gagak !!, bernyanyilah untuk kami yang kedinginan disini, nyanyian kalian dapat
menenangkan hati kami saat cuaca seperti ini”, ujar seekor rusa kepada
keluarga gagak, “baiklah, kalau kalian
memintanya, akan kami nyanyikan lagu terbaik kami untuk menemani kalian !!”,
sahut para gagak dengan lantang dan mulailah para gagak bernyanyi, saat itu
pula ketakutan para penghuni hutan akan badai sirna.
Suatu hari saat seluruh
penghuni hutan sedang asik mencari makanan terdengar suara letusan yang sangat
keras, “DORR !!!”, semuanya kaget
mendengar suara itu, ntah dari mana asalnya, semua penghuni hutan terdiam
sejenak. “ada pemburu datang !!!, pemburu
!!!, cepat lari semua !!!”, seekor harimau berteriak sambil berlari tak
tentu arahnya.
Esoknya saat pagi
datang seluruh hewan berkumpul untuk membahas masalah pemburu yang akan datang
ke hutan mereka, pak kelici berkata, “kita
harus segera menggali lubang bawah tanah, agar pemburu tidak dapat menemukan
kita”, “tapi aku tidak bisa menggali
lubang di tanah pak kelinci, sementara kau hanya sendiri, dapatkah kau
menggalikan lubang untuk kami semua ?”, ujar pak bebek dari keramaian. “tenang saudara-saudara, kita bisa melewati
semua ini kalau kita bersatu, aku punya saran, bagaimana kalau kita merubah
warna bulu kita sesuai dengan warna disekitar kita ??, ada kemungkinan kita
tidak akan terlihat oleh para pemburu”, ujar pak rubah yang telah
berpengalaman mengelabui pemburu dengan cara merubah warna bulunya. Ketiga ekor
gagak hanya memperhatikan, situasi seperti ini baru pertama kali mereka hadapi,
“aku tidak akan merubah warna buluku, mau
berwarna apa ?, seperti batang kayu ?, aku tidak sudi berwarna seperti batang
kayu, akulah yang terindah dihutan ini, aku tidak akan dibunuh oleh pemburu,
akan kunyanyikan lagu yang indah agar mereka terpesona melihatku, sehingga
mengurungkan niatnya membunuhku”, sahut burung gagak yang tertua, dan
disetujui oleh saudaranya yang ke-2, namun saudara gagak yang ke-3 tidak
sependapat, “wahai abang-abangku yang
mempesona, hidup kita berharga, apa salahnya mencoba untuk menyelamatkan diri
saat ini, selanjutnya kita kembalikan warna bulu kita”. “kau tidak mengerti saudaraku, tidakkah kau
lihat para penghuni hutan saja terpesona dengan keindahan bulu dan suara kita,
buat apa kita harus merepotkan diri untuk merusak keidahan ini kalau kita bisa
memanfaatkannya untuk mempesonakan para pemburu itu”, sahut burung gagak
ke-2. Burung gagak ke-3 terdiam sejenak berfikir, “aku akan tetap merubah warna buluku” ujar burung gagak ke-3.
Karena sudah sepakat
para penghuni hutan merubah warna bulu mereka menggunakan cat khusus yang
dipinjamkan oleh pak rubah. Burung gagak ke-3 merubah warna bulunya menjadi
warna kayu, agar tidak terlihat saat diam di atas ranting pohon.
Para pemburu pun datang
di hutan, mereka menembak apa saja yang terlihat oleh mata mereka. Saat itu
burung gagak tertua dan ke-2 bernyanyi sambil menari-nari di dekat pemburu,
burung gagak ke-3 hanya diam dan mencoba agar tidak terlihat oleh pemburu.
Nyanyian dan keindahan kedua ekor gagak mempesona seluruh pemburu, mereka
terdiam sambil tersenyum dan bertepuk tangan memperhatikan kedua ekor burung
itu beraksi. Saat kedua burung gagak kelelahan dan menghentikan nyanyian mereka
para pemburu ikut terdiam, sejenak mereka saling memperhatikan satu sama lain
dan, “BRUK !!!”, terdengar suara
jaring mengenai tubuh kedua ekor burung gagak tersebut, burung gagak ke-3 hanya
bisa melotot melihat kedua saudaranya ditangkap oleh pemburu. “tolong !!!, tolong kami !!!”, penghuni
hutan yang lain tidak ada yang berani menolong karena takut dibunuh oleh para
pemburu.
Para pemburu telah
pergi, tinggallah burung gagak ke-3 sendirian, “pak rubah, pinjami aku cat-mu yang berwarna hitam, tanda berkabungku
atas kehilangan para saudara kandung dan kawan-kawan hutanku, aku tidak akan
bernyanyi merdu kembali, saat kalian mendengar suara KAAAK-KAAAK!! Itu artinya
para saudaraku telah mati ditawan, selanjutnya aku akan tetap bersuara seperti
itu saat para pemburu datang dan saat ada kematian di dekatku, mulai saat ini
kehadiranku akan menandakan adanya kematian, akan kulakukan apapun untuk
memperingati kalian”, kata burung gagak ke-3 sembari menyiram seluruh
tubuhnya menjadi warna hitam, dan kemudian terbang menghilang.
Burung gagak terbang
mengikuti jejak para pemburu, dan berbunyi saat ada kematian yang dibuat oleh
para pemburu, termasuk kematian para saudaranya. Mulai saat itulah gagak
dikenal dihutan dengan warna hitam pekatnya dan membawa pesan kematian kepada
seluruh penghuni hutan.
tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar