tag:blogger.com,1999:blog-34903988710790841752024-03-08T13:22:58.002-08:00Kumpulan Cerpen Buatan SendiriAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/07951614225721240748noreply@blogger.comBlogger4125tag:blogger.com,1999:blog-3490398871079084175.post-15489364760958177822013-09-01T04:33:00.003-07:002013-09-01T04:33:56.536-07:00CINTA BERSYARAT<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 16.0pt; line-height: 115%;">CINTA BERSYARAT<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 16.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-size: 16.0pt; line-height: 115%;">Pagi itu aku terpaku memandangi liang
kubur kekasih tercintaku,sambil berfikir”<i>kenapa
rasya meninggalkanku begitu cepat?tp dia memang pantas meninggal,toh ini semua
karna ulahmu sendiri sayang”</i><b> . </b>Sejak
kematian rasya,aku memilih untuk melanjutkan sekolahku di malang,dan mengubur
kenanganku bersama rasya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-size: 16.0pt; line-height: 115%;">Dengan hati-hati Sania mengoleskan
lipstick pada bibirnya yang mungil itu,dan mempoles pipinya yang tirus dengan
merah pipi agar terlihat lebih segar,sambil tersenyum memandangi gambar dirinya
di sebuah cermin rias yang ada di kamarnya itu.Tiba-tiba Melinda kakak Sania
yang sedari tadi memperhatikan tingkah centil adiknya itu bertanya spontan,”<i>san,apa kamu sudah melihat tetangga baru
kita yang ada di depan rumah itu?”</i> dengan perlahan sania mendekatkan
dirinya ke jendela kamarnya yang berada di lantai dua rumahnya tersebut,”<i>owh,keluarga Hermawan yang kak mel maksud
ya?”,</i>dengan wajah heran Melinda mencoba mengintrogasi adikya itu<i>,”kamu tau nama keluarga itu darimana
mel?bukannya kamu….”</i>sebelum Melinda bertanya panjang lebar Saniapun memotong
pembicaraan kakaknya tersebut<i>,”aduh kak
mel,kak mel lupa cowok pindahan dari samarinda itu?yang sekelas sama kak
mel,,,,,nah itu dia deh salah satu anggota keluarga pak hermawan tetangga baru
kita,aku tau tentang dia dari rudi kak ketua tim basket di sekolah,dia khan
langsung keterima juga masuk tim basket karna prestasinya di seolah yang dulu”</i>dengan
lancar Sania menjelaskan pada Melinda sambil memandangi tetangga barunya itu
memindah-mindahkan barang dari mobil ke
dalam rumah ,Melinda hanya mengangguk sambil mengingat-ingat anak baru yang di
ceritakan adiknya tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-size: 16.0pt; line-height: 115%;">“Nah itu dia kak mel cowok yang
pake switter abu-abu,yang bawa dus
besar,liat ngga kak?,itu dia deh anak pindahan samarinda yang jago basket
itu,namanya Schot Hermawan ganteng ya kak mel,,</span><span style="font-family: Wingdings; font-size: 16.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-symbol-font-family: Wingdings;">J</span><span style="font-size: 16.0pt; line-height: 115%;">? “ Melinda celingukan mencari objek
yg dibicarakan adiknya tersebut,dan pandanganya terpaku pada cowok yang
dijelaskan oleh adiknya tersebut<i>,”owh itu
dia,,ternyata cowok ganteng di kelas kakak itu tetangga kita mel? Tapi di kelas
sikapnya sangat dingin,seandainya tidak begitu mungkin aku akan simpatik
kepadanya”</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-size: 16.0pt; line-height: 115%;">Sambil menggoda kakaknya sania
berkata<i>” ah yang bener ni kak mel,khan
kak mel belum terlalu kenal dia,ya sapa tau dia jaim gitu namanya anak
baru,kalo aku belum sama raka aku gebet duluan tu kak</i></span><i><span style="font-family: Wingdings; font-size: 16.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-symbol-font-family: Wingdings;">J</span></i><i><span style="font-size: 16.0pt; line-height: 115%;"> “</span></i><span style="font-size: 16.0pt; line-height: 115%;"> Tanpa
mereka sadarai volume percakapan mereka semakin lama semakin keras dan nyaris
terdengar keluar,ternyata schot juga memperhatikan mereka dari kamar schot yang
persis berada di depan balkon kamar sania.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-size: 16.0pt; line-height: 115%;">“Ada dua wanita yang sedang
memperhatikanku,apa mau mereka,mau mencari perhatianku?sepertinya aku tidak
akan terpengaruh pada wanita ganjen seperti dia. Hari ini adalah hari keduaku
masuk sekolah,dan kebetukan hari itu aku langsung disuru ikut bergabung dengan
tim basket sekolah. Perlahan aku memasuki ruang ganti yang berada di sebelah
ruang kesehatan sekolah,pandanganku terhenti sejenak saat melintasi ruang
kesehatan tersebut,disana aku melihat sosok wanita sederhana dan kalem sedang
membantu salah satu siswa untuk membersihkan lukanya,sepertinya siswa tersebut
habis jatuh, “jaman sekarang masih ada wanita yang tampil apaadanya seperti
cewek itu di kota ini?mustahil sepertinya”aku bergumam sendiri dalam hati,dan spontan
saja rudi mengejutkanku,”<i>hay
schot,ngapain kamu bengong disini,lagi liatin Melinda ya?dia ketua kesehatan
disini,dia memang gadis yang mempesona di sekolah ini,tp adiknya lebih
mempesona lagi bro,aku jamin deh kamu bakalan lebih terpana ngeliat sania,dia
itu ketua regu pemandu sorak di sekolah ini,jangan bilang kamu belum
mengenalnya,mereka kan tetanggamu schot”</i>.Aku hanya tersenyum kecil
mendengar penjelasan rudi,sambil berjalan bersama menuju lapangan basket<i>.”Ternyata dia salah satu dari dua wanita yang
memperhatikanku dari balkon kemarin”</i>. Sorak-sorak para penonton dan tim
pemandu sorak meramaikan suasana di lapangan basket,dan aku bersama tim
basketku yang baru memulai pertandingan ,terdengar dari kejauhan teriakan dari
salah satu anggota pemandu sorak “<i>ayo
schot,kamu pasti biasa”</i> batinku bertanya siapa gadis itu,yang dengan
lantang menanggil namaku…belum sempat aku berpikir terlalu banyak tiba-tiba ada
sebuah bola yang datang kearahku secara tiba-tiba dan membuat semua suasana
yang aku rasakan menjadi gelap gulita tanpa cahaya sedikitpun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-size: 16.0pt; line-height: 115%;">Aku mencoba untuk membuka mata dan
mencari cahaya yang ada,kepalaku masih terasa pusing,aku beruhasa untuk bangun
dari tempatku dibaringkan dan suara lembutpun terdengar “<i>Sebaiknya kamu berbaring dulu,karna benturan bola dikepalamu itu cukup
keras hingga membuatmu tidak sadarkan diri tadi,apa kamu mau aku ambilkan minum?</i>”
Bola matakupun tertuju pada sosok gadis polos,dan kalem yang ada disebelah
ranjang yang aku sedang gunakan,”hhhmmmm…tidak,tidak usah,trimakasi telah
membantuku”. Dengan gugup aku mengeluarkan kata-kata tersebut.Dia memang gadis
yang polos,gadis yang apaadanya,dia berhasil memikatku pada pandangan pertama,”<i>YA ,gadis seperti dialah yang aku cari
selama ini”aku tersenyum sendiri</i>”. <i>”
Permisi,Schot,kamu ga apa-apa khan?kak mel udah di obtain kan?”</i>.Suara
nyaring itu datang begitu saja memecakan suasana hening sebelumnya,siapa gadis
ini,yang pasti dia adalah salah satu anggota pemandu sorak tadi hanya saja
kenapa dia seolah-olah sangat mengenalku? .“<i>Schot
kamu udah baikan?oia aku sania,aku ketua regu pemandu sorak di sekolah ini,maaf
tadi sepertinya karna mendengar teriakanku kamu jadi bengong dan kena bola deh</i>
“ gadis itupun bicara tanpa ada tanda stopnya,”ok tidak apa,mungkin aku terlalu
ceroboh’jawabku singkat.Ternyata ini yang bernama sania,adik dari
Melinda,cantiknya sih sama tp sifatnya bereda jauh dengan kakaknya
Melinda,sania gadis yang centil,dan suka berdandan yang berlebihan,sedangkan
Melinda gadis yang polos yang apa adanya sangat berbeda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-size: 16.0pt; line-height: 115%;">Semenjak kejadian tertimpa bola itu
aku mulai dekat dengan Melinda,dan ketertarikanku kepada Melinda semakin
kuat,tapi aku tak mau terburu-buru untuk mengatakan rasa cintaku terhadap
Melinda karna aku masih ingin mengubur dalam-dalam kenanganku bersama rasya. 6
Bulan sudah kami dekat selayaknya seperti sahabat ,namun akhir-akhir ini
Melinda terlihat berbeda ,dia tidak seperti Melinda yang pertama aku
kenal,Melinda yang sekarang sudah mulai berani memoles wajahnya dengan make
up,dan sudah berani memakai pakaian norak seperti anak alay jaman sekarang,aku
mengurungkan niatku untuk menembak Melinda agar dia menjadi kekasihku.Semakin
hari penampilan Melinda semakin tidak
jelas adanya menurutku dia tidak pantas bermake up begitu
,norak,kampungan,memakai rok terlalu pendek,”<i>uuhhhh…aku jijik melihatnya,ternyata
dia sama dengan rasya!</i>” pikirku bergejolak <i>“aku sudah ditipu oleh melinda ,kamu akan tau akibatnya mel”.</i> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-size: 16.0pt; line-height: 115%;">Malam itu udara panas -suhu di atas
38 derajat dan lembab.Aku mengajak Melinda untuk menyelinap ke rumah tetangga
kita yang berada persis di belakang tembok halaman rumahku.Disana ada kolam
renang yang gelap dan sunyi aku ingin mengjak Melinda untuk menghabiskan malam
ini dengan berenang berdua denganya.Kami berdua melepaskan pakaian kami dan
mengenakan pakaian renang,lalu kuraih tangan Melinda ku ajak menuju kolan yang
penuh dengan kegelapan.Sebelum kita mulai berenang aku meminta suatu pembuktian
ke Melinda,”mel kalau kamu benar-benar mencintaiku kamu tunjukin dong
keahlianmu meloncat dari papan renang itu,kan kamu jago mel” dengan senyum
menyakinkan Melinda menjawab “oke sayang akan aku buktikan”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-size: 16.0pt; line-height: 115%;">Perlahan tapi pasti Melinda memanjat
papan loncat tersebut. Dia membalikan badan dan melambai dari kejauhan
kepadaku.Aku hampir tidak bias melihat wajahnya ,namun aku tau dia sedang
tersenyum dan aku membalas melambai kepadanya. Papan itu berderak keras waktu
dia melangkah tiga kali dan meloncat jauh keudara.Dengan sempurna dia melakukan
loncatan indah,loncatan dengan kedua kaki merapat lurus,punggung melengkung,dan
kedua lengan terentang kesamping,kemudian kedua lengan terulur menembus ke air.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-size: 16.0pt; line-height: 115%;">Kepalanya lebih dulu menghantam dasar
kolam yang berlapis semen.Aku berdiri tenang beberapa saat,lalu aku berjalan
menuruni tangga menuju kolam yang kosong itu.Aku berlutut di sebelah Melinda di
lantai semen yang keras itu. Melinda masih bernafas,matanya terbuka dan
berkilat-kilat dalam kegelamapan menatapku. Darah ungu kentak merembes keluar
dari kepalanya,baunya amis seperti logam.Aku hanya memandanginya menunggu
sampai dia berhenti bernafas.Sesaat setelah Melinda sudah tidak bernafas
lagi,aku mengangkat mayatnya dan menguburnya di halaman belakang tetangga kami
yang tanpa penghuninya itu lalu aku membersihkan jejak yang ada di kolam kosong
tanpa air itu.Sesaat aku duduk di atas tanah dmna mayat Melinda aku tanam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-size: 16.0pt; line-height: 115%;">“Oh,Melinda kenapa kamu membuatku melakukan ini?mengapa kamu membuatku
membunuhmu begini?” “tidak,tidak,sama sekali tidak bukan aku yang salah dalam
kejadian ini,aku tau kolam itu kosong tidak ada air,tapi aku tidak mendorong
Melinda,dia meloncat sendiri”.”seandainya kamu tampil apa adanya seperti
dulu,mungkin kamu masih hidup dan akan bersamaku selamanya mel,”aku menyadarkan
diriku ini bukan salahku sambil membersihkan semua jejak kejadian tragis ini,mungkin
nasib melinda sama seperti Rasya,dulu juga Rasya tampil apa adanya dan berubah
seperti yang di lakukan Melinda,dan rasyapun meninggal saat rem mobilnya aku
blongkan.Dengan tenang aku pergi meninggalkan rumah kosong itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-size: 16.0pt; line-height: 115%;">Semenjak kejadian itu Melinda di kabarkan
menghilang.Dan tidak seorangpun curiga denganku termasuk sania,karna setau
sania setalah perubahan penampilan kakaknya itu aku sudah mulai menjauh dari
Melinda.Sebulan setelah kejadian itu aku lulus sekolah dan aku memutuskan untuk
pindah kejakarta untuk melanjutkan kuliahku disana.Dan aku berharap di Jakarta
tidak aka ada korban lg seperti wanita-wanita sebelumnya yang dekat
denganku.Karna aku tidak suka wanita yang berpenampilan tak senonoh dan liar
seperti mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 16.0pt; line-height: 115%;">TAMAT<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 16.0pt; line-height: 115%;">By. Diana Sartika Dewi<o:p></o:p></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07951614225721240748noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3490398871079084175.post-49458474683225273752013-08-30T23:35:00.002-07:002013-08-30T23:35:25.435-07:00BURUNG GAGAK PEMBAWA PESAN<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<u><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">BURUNG
GAGAK PEMBAWA PESAN</span></u><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<u><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></u></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dikisahkan terdapat
keluarga burung yang bahagia di hutan, setiap pagi menjelang keluarga ini
selalu berkicau dengan merdu, berusaha mengabarkan pada sang Matahari dan
seluruh isi hutan bahwa mereka terbangun dengan sangat bahagia. Inilah keluarga
Gagak yang pertama ada di Bumi, bulu yang tumbuh pada tubuh mereka
berwarna-warni dan sangat indah. Penghuni hutan yang lain selalu takjub setiap
memandang keindahan yang ada pada keluarga gagak, bisa dikatakan keluarga
gagaklah yang paling menawan di hutan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Terdapat 3 ekor burung
dalam keluarga ini, mereka sangat ramah terhadap penghuni hutan yang lain.
Karena di hutan tidak ada jenis burung yang lain, jadi para penghuni hutan yang
lain sangat bergantung pada keluarga gagak untuk mencari makanan, burung gagak
dapat melihat sumber makanan dari ketinggian. Sambil berkicau para gagak
menuntun penghuni hutan kearah makanan, semua penhuni hutan terhibur mendengar
kicauan mereka. Suatu hari, saat pencarian makanan mereka diterpa oleh hujan
badai yang sangat dasyat, keluarga burung gagak hanya bisa bertengger
kedinginan di dahan pohon, <i>“hai para
gagak !!, bernyanyilah untuk kami yang kedinginan disini, nyanyian kalian dapat
menenangkan hati kami saat cuaca seperti ini”,</i> ujar seekor rusa kepada
keluarga gagak, <i>“baiklah, kalau kalian
memintanya, akan kami nyanyikan lagu terbaik kami untuk menemani kalian !!”,</i>
sahut para gagak dengan lantang dan mulailah para gagak bernyanyi, saat itu
pula ketakutan para penghuni hutan akan badai sirna.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Suatu hari saat seluruh
penghuni hutan sedang asik mencari makanan terdengar suara letusan yang sangat
keras, <i>“DORR !!!”,</i> semuanya kaget
mendengar suara itu, ntah dari mana asalnya, semua penghuni hutan terdiam
sejenak. <i>“ada pemburu datang !!!, pemburu
!!!, cepat lari semua !!!”</i>, seekor harimau berteriak sambil berlari tak
tentu arahnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Esoknya saat pagi
datang seluruh hewan berkumpul untuk membahas masalah pemburu yang akan datang
ke hutan mereka, pak kelici berkata, <i>“kita
harus segera menggali lubang bawah tanah, agar pemburu tidak dapat menemukan
kita”</i>, <i>“tapi aku tidak bisa menggali
lubang di tanah pak kelinci, sementara kau hanya sendiri, dapatkah kau
menggalikan lubang untuk kami semua ?”,</i> ujar pak bebek dari keramaian. <i>“tenang saudara-saudara, kita bisa melewati
semua ini kalau kita bersatu, aku punya saran, bagaimana kalau kita merubah
warna bulu kita sesuai dengan warna disekitar kita ??, ada kemungkinan kita
tidak akan terlihat oleh para pemburu”,</i> ujar pak rubah yang telah
berpengalaman mengelabui pemburu dengan cara merubah warna bulunya. Ketiga ekor
gagak hanya memperhatikan, situasi seperti ini baru pertama kali mereka hadapi,
<i>“aku tidak akan merubah warna buluku, mau
berwarna apa ?, seperti batang kayu ?, aku tidak sudi berwarna seperti batang
kayu, akulah yang terindah dihutan ini, aku tidak akan dibunuh oleh pemburu,
akan kunyanyikan lagu yang indah agar mereka terpesona melihatku, sehingga
mengurungkan niatnya membunuhku”,</i> sahut burung gagak yang tertua, dan
disetujui oleh saudaranya yang ke-2, namun saudara gagak yang ke-3 tidak
sependapat, <i>“wahai abang-abangku yang
mempesona, hidup kita berharga, apa salahnya mencoba untuk menyelamatkan diri
saat ini, selanjutnya kita kembalikan warna bulu kita”.</i> <i>“kau tidak mengerti saudaraku, tidakkah kau
lihat para penghuni hutan saja terpesona dengan keindahan bulu dan suara kita,
buat apa kita harus merepotkan diri untuk merusak keidahan ini kalau kita bisa
memanfaatkannya untuk mempesonakan para pemburu itu”</i>, sahut burung gagak
ke-2. Burung gagak ke-3 terdiam sejenak berfikir, <i>“aku akan tetap merubah warna buluku” </i>ujar burung gagak ke-3.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Karena sudah sepakat
para penghuni hutan merubah warna bulu mereka menggunakan cat khusus yang
dipinjamkan oleh pak rubah. Burung gagak ke-3 merubah warna bulunya menjadi
warna kayu, agar tidak terlihat saat diam di atas ranting pohon.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Para pemburu pun datang
di hutan, mereka menembak apa saja yang terlihat oleh mata mereka. Saat itu
burung gagak tertua dan ke-2 bernyanyi sambil menari-nari di dekat pemburu,
burung gagak ke-3 hanya diam dan mencoba agar tidak terlihat oleh pemburu.
Nyanyian dan keindahan kedua ekor gagak mempesona seluruh pemburu, mereka
terdiam sambil tersenyum dan bertepuk tangan memperhatikan kedua ekor burung
itu beraksi. Saat kedua burung gagak kelelahan dan menghentikan nyanyian mereka
para pemburu ikut terdiam, sejenak mereka saling memperhatikan satu sama lain
dan, <i>“BRUK !!!”</i>, terdengar suara
jaring mengenai tubuh kedua ekor burung gagak tersebut, burung gagak ke-3 hanya
bisa melotot melihat kedua saudaranya ditangkap oleh pemburu. <i>“tolong !!!, tolong kami !!!”</i>, penghuni
hutan yang lain tidak ada yang berani menolong karena takut dibunuh oleh para
pemburu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Para pemburu telah
pergi, tinggallah burung gagak ke-3 sendirian, <i>“pak rubah, pinjami aku cat-mu yang berwarna hitam, tanda berkabungku
atas kehilangan para saudara kandung dan kawan-kawan hutanku, aku tidak akan
bernyanyi merdu kembali, saat kalian mendengar suara KAAAK-KAAAK!! Itu artinya
para saudaraku telah mati ditawan, selanjutnya aku akan tetap bersuara seperti
itu saat para pemburu datang dan saat ada kematian di dekatku, mulai saat ini
kehadiranku akan menandakan adanya kematian, akan kulakukan apapun untuk
memperingati kalian”</i>, kata burung gagak ke-3 sembari menyiram seluruh
tubuhnya menjadi warna hitam, dan kemudian terbang menghilang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Burung gagak terbang
mengikuti jejak para pemburu, dan berbunyi saat ada kematian yang dibuat oleh
para pemburu, termasuk kematian para saudaranya. Mulai saat itulah gagak
dikenal dihutan dengan warna hitam pekatnya dan membawa pesan kematian kepada
seluruh penghuni hutan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<br />
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: right; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">tamat<o:p></o:p></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07951614225721240748noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3490398871079084175.post-30956419211989365782013-08-30T23:33:00.002-07:002013-08-30T23:33:38.992-07:00<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<u><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 16.0pt; line-height: 150%;">MISTERI DI DESA<o:p></o:p></span></u></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sore itu agak sedikit
mendung, saat seluruh warga desa berlarian menuju kebun bambu dekat desa.
Akupun ikut berlari, bahkan mungkin lebih kencang dari semua orang di desa, aku
berlari sambil tidak bernafas, udara di paru-paru membeku saat otakku taq
memberi perintah bernafas, satu hal yang ada di otakku saat itu, <i>“Gusde belum pulang dari pagi, anak kelas 3
SD itu kemana ?, Gusde ?, adikku”</i>. Terengah-engah kutbrakan badanku di
barisan pagar manusia yang berkerumun, kupukul siapapun yang tak mau minggir,
peduli setan mereka mau marah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ada mayat tanpa busana
dengan tangan terikat dipohon bambu, ubun-ubunnya berlubang, masih anak-anak,
jenis kelaminnya laki-laki, tapi bukan adikku. Kuambil nafasku yang sempat
terlupa kembali, dan mencoba keluar dari kerumunan, kulihat sorot mata tajam
orang desa mengarah kepadaku, mungkin mereka yang kupukul dan kudorong tadi, <i>“sorry bro !!!, tadi kesandung batu-bata
untung ada mas bro mas bro didepan kalo nggak waduh bisa runyam, hehe”</i>,
alasan konyol kukeluarkan agar tak jadi masalah panjang, aku harus pulang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dirumah sudah ada Gusde
dan Ibu, setelah saling bertukar cerita aku baru tau Gusde main ke rumah bibi
sementara ibu di sawah. Meski hari ini Gusde tidak apa-apa fikiranku tetap
tidak karuan, ini sudah mayat anak kecil yang ke-20 sejak dua bulan yang lalu,
semuanya berjenis kelamin laki-laki. Aku takut hal ini akan menimpa
keluarga-ku, aku takut kehilangan, lebih baik aku saja yang menghilang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Nama-ku Guslan, nama
yang disingkat menjadi satu sama seperti nama adikku, aku Agus Lanang dan
adikku Agus Dede. Jujur aku ingin sekali mengungkap kejahatan keji ini,
anak-anak tidak berdosa harus mati dengan cara yang mengenaskan seperti itu.
Aku tak mau menunggu sampai kejadian ini menimpa keluargaku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pagi hari aku pergi ke
warung nasi di tengah desaku, disana aku pasti dapat beberapa cerita-cerita
menarik menyangkut kejadian itu. Dengan motif membeli segelas kopi hitam aku
duduk diam sambil mendengarkan setiap pembicaraan mereka. Setelah diwarung kopi
aku pergi ke warteg di pinggir desa. Layaknya seorang detektif professional aku
berkeliling desa mendengar cerita-cerita mereka, bahkan rumah para orang tua
korban tidak luput aku datangi sambil melayat aku mendengarkan setiap orang
yang berbicara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sampai dirumah kuambil
buku tulis dan pulpen, kutulis semua perkataan orang-orang yang telah aku
dengarkan, hampir dari semua cerita mereka mengarah ke Pak Roman, seorang
petani miskin yang tiba-tiba menjadi kaya raya dalam waktu sekejap.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pak Roman tidak
memiliki keluarga lagi, istri dan anak-anak mereka mati dalam kecelakaan mobil
satu minggu sebelum pembunuhan berantai terhadap anak kecil dimulai. Mayat
istri dan anak pak Roman sangat mengenaskan, mobil mereka hanya lecet dan
bemper bengkok karena menabrak pohon, namun mayat mereka tidak utuh didalam
mobil yang terkunci rapat. Istri pak Roman lehernya hampir putus dan anak pak
Roman badannya terbelah menjadi dua. Pendapat Polisi mengatakan bahwa itu murni
kecelakaan mobil bukan pembunuhan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Warga desa yakin bahwa
Pak Roman memelihara pesugihan dirumahnya, seorang petani bahkan pernah melihat
pak Roman berjalan kearah hutan bersama seseorang yang mirip dengan anak
laki-laki pak Roman, namun berjalan merangkak seperti hewan yang berjalan
dengan empat kaki. Beberapa warga desa juga pernah melihat sesosok manusia yang
bergelantungan dipohon pisang dekat rumah pak Roman, tepatnya bergelantungan di
bunga pisang tanpa terjatuh.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku yang sudah pernah
merasakan bangku perkuliahan tidak serta-merta percaya dengan cerita-cerita
warga desa tersebut, aku harus dapat membuktikannya. Malam besok aku akan
kesana sendirian, hari ini aku akan istirahat guna menyiapkan tenaga ke rumah
pak Roman yang ada di atas bukit luas pribadinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pagi hari hanya ku
habiskan untuk bengong, memikirkan segala kejadian pasti yang akan aku dapatkan
karena mengendap-endap dihalaman rumah orang lain. Siangnya aku kembali ke
warung kopi untuk mendengarkan percakapan warga desa, ceritanya masih sama,
masih tentang pesugihan yang dipelihara oleh pak Roman, mereka menceritakan
bahwa makhluk pesugihan takut terhadap air seni perjaka dan perawan, serta
takut terhadap daun kelor. Ketakutan pesugihan terhadap air seni perjaka dan
perawan dipatahkan oleh fakta bahwa pesugihan menyukai anak-anak sebagai
persembahan, kecuali pak Roman yang membunuh anak-anak tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jam dinding menunjukkan
pukul 7 malam, selesai sembahyang aku menyiapkan perlengkapan seperti senter,
pisau lipat, dan tali. Cukup sedikit saja bawaannya agar tidak terlalu mencolok
orang tua dan warga desa. Setelah berpamitan pada ortu akan menginap dirumah
teman aku berangkat menuju bukit pak Roman. Pada kaki bukit tempat rumah pak
Roman di kelilingi oleh pagar besi bermotif mewah, ada satu pintu dengan gapura
di atasnya beruliskan “selamat datang di kediaman Roman Sulawi”. Pagar tersebut
tidak ditutup dengan benar, jadi aku bisa masuk dengan mudah, hutan di bukit
itu sangat berbeda udaranya dengan hutan diluar pagar, sangat dingin dan sangat
gelap, ntah kenapa cahaya bulan yang sedang purnama saat itu tidak mampu meneranginya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dengan penuh semangat
kudaki bukit yang dingin ini, senter satu-satunya penerang jalanku. Sampailah
aku dipagar rumah pak Roman, <i>“sial
terkunci !!”</i> aku berucap dalam hati. Kupanjat saja pagar rumah ini, toh
hanya satu meter semoga aja tidak dilihat penjaga dan pak Roman. Tiba-tiba
setelah kakiku berhasil menginjak tanah halaman rumah pak Roman, ada seseorang
tepat berdiri disampingku, <i>“Pak Roman !!”</i>,
kusapa ia tanpa bisa menutupi rasa kagetku. <i>“Apa
yang kamu cari Guslan ?, pulang !!”</i>, kata pak Roman sambil menyalakan rokok
dji-sam-soe miliknya. Aku dan pak Roman dulu sering bertemu di sawah, kami
saling membantu mengerjakan sawah, mungkin itu yang membuat pak Roman sedikit
santai menghadapiku. <i>“Pulanglah Guslan,
apa yang kamu lakukan disini malam-malam ?”</i>, pak Roman melanjutkan
kalimatnya kepadaku<i>. “Anu pak, saya cuma
ingin menyapa bapak, akhir-akhir ini bapak jarang terlihat di desa….”</i>
Sebelum alasanku bisa kulanjutkan tiba-tiba terdengar suara sangat keras yang
memekakkan telinga, seperti suara kucing tapi 15 kali lebih keras. Entah kenapa
saat suara itu terdengar, pak Roman langsung berlari kearahku sambil berteriak <i>“pulang !!!, sudah malam !!!”</i> dan mendorong
keras badanku, hingga aku terjerebab di
tanah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saat suara keras itu berhenti,
posisiku tidak terjerebab lagi melainkan diposisi berdiri semula, namun sakit
akibat terjerebab itu terasa nyata, sungguh pengalaman yang aneh. Sosok pak
Roman sudah menghilang, ntah kemana perginya, apa tadi aku menghayal ya, sakit
ini akibat sugesti hayalanku. Aku tak mau berfikir ke-arah mistis, aku tak mau
ketakutan sediri tapi belum menemukan jawaban yang pasti tentang semua ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kuberjalan kearah rumah
pak Roman, rumah sebesar itu lampunya padam semua, apa yang terjadi dengan
rumah ini ?, kucoba menyenter lewat jendela sambil mengintip keadaan didalam
rumah, <i>“hmm, semua barang tertata rapi,
pak Roman mungkin keluar kota”</i> gumamku dalam hati. Kulihat keadaan disekelilingku
tidak ada siapa-siapa, tapi aku selelu dapat merasakan kalau aku sedang
diawasi, <i>“mungkin ini jebakan”</i>, aku
bergumam dalam hati sambil berlari ke arah pohon yang kurasakan ada orang yang
mengawasiku. <i>“Sial tidak ada orang
ternyata”</i>, gumamku sambil merasa terlalu berlebihan melakukan hal itu. Tapi
hatiku selalu waspada, aku bersembunyi dulu di balik dedaunan dihalaman pak
Roman, siapa tau yang mengawasiku sedari tadi bosan dan menampakkan batang
hidungnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sekitar tiga jam lebih
aku menuggu dan mengawasi keadaan di pepohanan itu, waktu tepat pukul 12 malam,
hingga kudengar suara jeritan anak perempuan dari arah dalam rumah. Kuberlari
kencang kearah pintu depan, kutbrakkan tubuhku kepintu tersebut, ternyata pintu
tidak mau terbuka, <i>“masih terkunci !!, hanya
ini pintu yang ada dirumah ini, berarti anak yang menjerit itu sudah lama
berada didalam rumah, sial aku terlambat !!”</i>, gumamku. Sekali lagi kudobrak
pintu itu dengan keras tapi tidak berhasil, segala usaha kulakukan agar pintu
itu mau terbuka. Saat aku berusaha mencari kawat, paku atau apapun yang dapat
kugunakan untuk mencongkel kunci pintu, pintu itupun terbuka sendiri. Tanpa
berfikir panjang aku berlari masuk kedalam rumah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Didalam suara jeritan
sudah tidak ada, sangat hening dirumah ini, tidak ada tanda-tanda orang lain
selain diriku. Tercium aroma aneh dirumah ini, aroma amis yang sangat kuat,
seperti aroma darah. Kunyalakan senter yang kupegang, tidak ada noda darah
dilantai, lantainya bersih. Setiap sudut dirumah itu tidak luput dari cahaya senterku,
benar-benar rumah yang mewah dan indah, tapi aroma amis menusuk tetap ada,
sungguh aneh.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kuberjalan ke-ruang
tengah, disini aroma busuk dan amis sangat kuat tapi tidak ada apa-apa, kuikuti
aroma busuk tersebut dan sampailah aku di sofa besar yang ada diruang tengah,
tak ada apa-apa. Kuputari sofa tersebut, dan <i>“sialan !!!”</i>, teriakku sambil mencoba berlari keluar tapi kakiku
lemas, ingin aku keluar apa daya tubuhku lemah, jantungku terasa berhenti
berdetak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kucoba tenangkan
diriku, kupilih berlari atau melihat lebih dekat. <i>“perduli setan !, lebih baik kulihat daripada penasaran selamanya”,</i>
gumamku. <i>“mayat siapa ini ?, sudah
membusuk seperti ini, tapi orang dirumah ini tidak ada yang tahu ?”</i>,
selayaknya aktor polisi di film-film yang pernah kutonton, detail mayat
tersebut kucari mulai dari saku celana dan kantong baju, tapi semua kosong,
kulit mayat ini sudah menyusut dan menghitam, mau muntah rasanya, cairan mayat
keluar kemana-mana. Tidak ada detail yang dapat membuktikan identitas mayat,
selain jenis kelaminnya yang laki-laki, tapi tunggu, ada sesuatu yang terlihat.
Kepala mayat ini kulit bibirnya sudah tidak ada, mungkin sudah menyusut atau
dimakan tikus, terlihat jelas barisan gigi pada mayat ini, ada gigi taring
berwarna emas yang memang terbuat dari emas di sebelah kanan, dan aku tahu
siapa pemilik satu-satunya gigi emas di Desa. Pak Roman, dia sudah mati.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku tidak tahu cara
mengetahui penyebab kematiannya, tapi satu hal yang aneh, mayat ini memegang
pistol dengan pengaman tembakan yang terbuka, fokus terhadap kamar tertutup
didepannya. <i>“Apa pak Roman berkelahi
dengan perampok, dan perampok itu berhasil di kurung dikamar ini ?”,</i> seribu
macam pertanyaan yang ada dikepalaku tentang apa yang telah terjadi dan apa
yang ada dikamar itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kuberanikan diriku
berjalan kearah kamar itu, sambil pandanganku tetap mengarah ke arah mayat pak
Roman, takut mayat itu hidup lagi, ketakutan sudah mensugesti diriku. Dengan
gemetar aku berusaha membuka kamar itu, setelah pintu terbuka bau amis tercium
jelas. Kuarahkan senterku berpetualang disudut kamar ini, ada meja pemujaan
tepat ditengah kamar, <i>“benar kata warga,
pak Roman memuja sesuatu”</i>, dalam benakku aku ingin sekali berlari keluar
dan melupakan hal ini, tapi aku masih saja penasaran. Dinding kamar ini penuh
dengan cipratan darah kering, sungguh mengerikan pemandangan dikamar itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ada lubang di atas
plafon kamar itu, lubang yang penuh berisi tulisan-tulisan aneh. Sesaat
kemudian senterku mati, kesialan yang bertubi-tubi baru terasa sekarang,
berusaha aku mencari pintu keluar dari kamar ini tapi tidak ketemu, padahal
kamar ini hanya kamar sempit yang sudah kukelilingi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tiba-tiba terdengar
dari arah plafon di atas kepalaku suara menyeret, seperti ada sesuatu yang
bergerak di plafon itu menuju ke arah lubang yang ada di plafon. Satu-satunya
harapanku adalah senterku dapat segera menyala, suara itu terus bergerak
hingga, <i>“bruk !!!”</i>, ada sesuatu yang
terjatuh dari lubang itu ke lantai, suaranya cukup berat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Apa
itu yang jatuh ?, manusia kah ?”</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> benakku tidak mau
diam. Saat itu senter menyala, hal yang paling utama kuarahkan bukan sesuatu
itu, tapi arah pintu keluar, namun apa yang telah terjadi, pintunya tidak ada.
Sesaat bisa kulihat ada seseorang berjongkok memblakangi aku disudut sana,
tidak begitu jelas hingga kuarahkan senterku kearahnya. Pemandangan yang
kulihat lebih mengerikan dari film horror manapun, tubuhnya seperti manusia
berbulu dengan leher panjang, kepalanya sudah menoleh kearahku, matanya putih
dengan taring panjang hingga keluar dari mulutnya, dia tampak tersenyum,
ntahlah tubuhku gemetar hingga semuanya hitam. Aku tak sadarkan diri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kubuka mataku, <i>“mimpi ?, ini hanya mimpi buruk ?”</i>,
gumamku setelah membuka mata. Ternyata tidak, aku masih diruangan berbau amis
tadi, ini bukanlah mimpi. Senterku ada di pojok ruangan mengarah padaku, aku
tertidur di tengah ruangan, <i>“rasa sakit
apa yang aku rasakan ini”</i>, sembari kuangkat tanganku, tanganku telah tidak
berjari, ingin rasanya aku berteriak, tapi mulutku sakit sekali, pipiku sudah
robek hingga mulutku tidak dapat menutup. Bisa kudengar suaraku sendiri seperti
suara air yang ditiup dengan sedotan. Kuperhatikan sekelilingku, kulihat
makhluk itu sedang memakan jari-jari tanganku, terdengar suara tulang-tulang
patah yang dikunyahnya. Selesai dengan jariku ia kembali menoleh ke arahku,
kali ini dapat kulihat seluruh badan bagian depannya, setelahnya semua kembali
menghitam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tersadar kali ini aku bisa
melihat makhluk itu sedang makan, ada orang lain lagi yang kali ini dia makan
??, wajahnya sudah hancur karena di makan makhluk itu, kulihat lagi dan
ternyata itu aku, bisa kukenali dari pakaian yang dipakai mayat itu. Saat
mengetahui aku telah mati ada yang menepuk pundakku, <i>“Pak Roman !!!, apa yang telah terjadi ?”,</i> tanyaku kepadanya, <i>”awalnya makhluk itu hanya meminta darah
hewan, tapi lama kelamaan ia meminta anakku dan anak-anak yang lainnya, karena
tidak ku sanggupi ia mengancam membunuh kami semuanya, aku tak mengetahui saat
ia ikut naik ke mobil yang ditumpangi istri dan anakku, ia merenggut semua
kebahagiaan dalam diriku”, </i>dari penjelasan pak Roman bisa kuselesaikan
semua misteri ini, Pak Roman memang bersalah karena memakai cara yang tidak wajar
untuk mendapatkan kekayaan, taruhan yang harus dia bayar sangat mahal, dan
bahkan makhluk itu makin menjadi-jadi dengan keluar memburu anak-anak desa.
Pahit rasanya aku harus meninggalkan Ibu dan adikku yang aku sayangi, segala
macam cara akan kulakukan untuk memperingati keluargaku agar pindah dari desa.
Makhluk itu terlalu kuat untuk dikendalikan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<br />
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: right; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">tamat<o:p></o:p></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07951614225721240748noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3490398871079084175.post-63389010559136864722013-08-30T23:31:00.000-07:002013-08-30T23:31:29.625-07:00Hallo sahabat, salamHallo semua,<br />
<br />
saya menghadirkan blog yang berisikan beberapa cerita pendek hasil buatan saya sendiri.<br />
<br />
mohon kritik dan saran kawan-kawan guna menambah wawasan saya sebagai penulis maupun sebagai blogger pemula.<br />
<br />
terimakasihAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/07951614225721240748noreply@blogger.com0